Kamis, 12 Juni 2014

Puisi

LELAKI HALILINTAR

lelaki segarang halilintar
tak peduli nasib
darah kijang
tumpah ke bumi
serupa hujan sore hari
seperti kemarin dulu
lelaki segarang halilintar
siap memanah kijang

semak belukar pun berseru:
jangan bunuh kijang
sebab takdir masih memintanya
berlarian di rembulan
jangan bunuh kijang
sebab denyut napasnya
arkeologi kemuliaan

lelaki seganas halilintar
menjawab:
tugasku memanah lumpuhkan
setiap sengal napas kijang
aku tak ada waktu
mencernakan setiap butir
keluh kesah yang entah

tiba tiba
rembulan bersedu sedan
rembulan nestapa
mengapa tak jua berhenti
lelaki halilintar
memanah kijang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar